Bebek rempah, Batu |
Saat Perjalanan menuju Jatim Park 2, di
kiri jalan ada yang mengganggu penglihatan saya. Ternyata sebuah warung makan
bebek yang bernama bebek tengil. Terpikir, aneh juga ada bebek namanya tengil. Apanya
yang tengil? Sepulang dari Jatim Park 2 perut sudah lapar minta diisi. Bingung mau
makan dimana. Tiba-tiba terbesit suatu warung yang membuat saya bertanya-tanya
tadi. Setelah selesai flashback, sudah diputuskan untuk mengisi perut disana
saja.
Warung
makan bebek itu letaknya di jalan Raya Mojorejo A6, Junrejo, Kota Batu. Tempatnya
sederhana, tidak besar, tapi terasa asri. Setelah menunggu pesanan, akhirnya
tercium juga bau bebek yang menggoda. Saya yakin itu pasti makanan yang saya
pesan tadi. Tidak sabar untuk segera mencicipi. Sebelum ibunya pergi, saya
menyempatkan diri untuk bertanya mengenai nama dari warung ini. Kata penjualnya
dinamakan bebek tengil, karena warna sambalnya yang tidak jelas, apakah sambal hijau atau sambal merah. Sempat ngerasa
lucu dan heran, karena hanya alasan warna sambal, nama bebek ini jadi tengil. Setelah
usai mencerna kata-kata penjual tadi, kembali fokus saya pada bebek yang sudah
tersaji dimeja makan ini.
Bebek dan Sambal Tengil versi bakar |
Bebek Tengil Original |
Nasinya
dicetak dengan mangkok dan diberikan bumbu bebek berwarna kekuningan, sementara
bebeknya sudah digoreng garing dan diberikan kremesan bumbu goreng. Tidak mau berpikir lama, langsung
saja dagingnya dicomot dan di colek-colek pada sambal yang katanya tadi tengil.
Rasa dagingnya sih lumayan
enak, tidak terlalu keras,
dan tidak terasa bau bebeknya. Lebih
mantap adalah sambalnya, sambal yang berminyak itu rasa pedesnya cukup nendang
dan bikin sensasi makan bebek ini jadi keringatan. Cocok sekali karena suasana sore diluar sedang diguyur
hujan. Jadi dingin-dingin keringetan. Meskipun tidak terlalu besar bebeknya,
tapi cukuplah mengeyangkan perut yang kelaparan. Setelah Perut penuh, waktunya
membayar. Ternyata harganya tidak mahal, satu porsinya cukup merogoh kocek 11
ribu saja. Cocoklah dimasukkan dalam daftar kuliner bersama teman-teman nanti.
Kalau yang tidak suka makan bebek, jangan
kecewa dulu. Soalnya ada menu lain di warung ini, contohnya saja tersedia Sop
Iga, Tongseng Iga, Iga bakar, Ayam bakar juga ada, dan tetap saja sambalnya
yang tengil selalu menjadi teman santap pengunjung. Tapi, saya belum mencoba
menu lain selain bebeknya, karena menu utama memang bebek tengilnya. Lain kali,
ketika kesana lagi, saya akan mencoba yang lain. Apakah sama-sama tengil seperti
bebeknya? Coming soon.. (ULFAH/043)
0 komentar:
Posting Komentar